"Hadiah penyesalanku pagi itu"
Pukul 22.46 , instrument piano Be With You membangunkanku yang setengah sadar untuk membuka sms yang bertuliskan 1 message, Abi dan dengan detail foto di sebelah kanan. Tapi alam bawah sadarku ternyata lebih kuat mensugesti aku untuk tetap berada disana. Tanpa aku membaca dengan jelas apa yang dia kirim untukku, aku kembali memejamkan mata. Selang beberapa jam, alarm telepon genggamku yang ku setting 01.58 sudah mulai mengganggu gendang telingaku dengan ringtone Honey Bunny Sweety yang memang biasanya selalu membuatku ontime. Aku tersadar tapi mataku hanya sanggup membuka seperdelapan bagian, dengan sisa-sisa kelelahan semalam aku mulai menekan tombol navigasi tengah untuk mendelay waktu hingga 3 menit. Tak ku sadari telepon genggam yang tadi sudah ku pegang sudah tak ditanganku. Alhasil, tak ada sedikitpun ringtone yang mampu menembus gendang telingaku. Jam analog ku menunjukkan pukul 03.49 dan itu berarti aku telat membangunkannya. OH MY GOSH, seruku dalam hati. Seakan petir menyambarku pagi-pagi buta. Dengan hati dag dig dug seperti orang bengek tidak menemukan obatnya, perlahan aku mencari telepon genggamku. Aku raba seluruh permukaan kasurku yang hanya di penuhi dua guling di sisi kanan dan kiri dan satu bantal yang selalu aku taruh di atas kepalaku ketika akan tidur. Aku mulai sadar telepon genggamku sedang tidak berada di tempat semula. Aku bangun dengan rasa cemas berkepanjangan sepanjang masa pencarian benda elektronik yang selalu menjadi temanku dimanapun. Dan tak sampai satu menit aku melihatnya tepat berada dibawah pinggangku.Aku meraihnya dan menekan panggilan terakhirku, Abi. Jantungku seakan menciut, kembang kempis takut kalau-kalau si empunya nomer panggilan akan marah dan tidak memperdulikan teleponku. Aku mencoba tenang, dua panggilanku tak dijawabnya. Sampai pada panggilan terakhir, agak sedikit lama aku mendengar bunyi tut...tut...tut dan akhirnya terdengar suara laki-laki 18 taun itu. Niat awalku menelpon dia adalah untuk membangunkannya ketika adzan subuh sudah berkumandang, tapi sekarang aku berniat meminta maaf atas keterlambatanku membangunkan dia. Dengan sedikit dingin dan cuek ,karena memang ciri khas dia seperti itu, dia mengiyakan permintaan maafku dan terdengar nada bicara yang seperti ingin mengakhiri teleponku. Hatiku pun rasanya tak rela karena penyesalanku masih berlanjut, tapi apa daya dia harus segera menyelesaikan pekerjaannya. Tak berapa lama setelah mengucap salam dan mengakhiri panggilan. Sesegera mungkin aku kirim pesan singkat untuknya berisi permintaan maafku, dan tak digubrisnya. Karena tidak membalas pesanku memang aku anggap biasa, lalu aku mulai mengecek kotak masukku dan sekali lagi hatiku menjerit OH MY GOSH. Sms darinya semalam ternyata meminta bantuanku untuk membangunkannya, yang lebih mengejutkan disertai dengan kata "TOLONG" , itu kata yang tak pernah di ucapkannya padaku. Penyesalanku bertambah dengan membaca pesan singkat darinya yang mark as read rupanya.Aku tak bisa mengembalikan waktu . Pesan singkat ke dua aku luncurkan lagi. Dan akhirnya dia membalasnya. Karena aku tau dia akan berada di ruang kerjanya dan bersama pacar keduanya itu, PC. Yah benda mati itu seakan tak bisa lepas dari kesehariannya. Aku tak merasa diduakannya tapi merasa cemburu membakar hatiku. Selagi telepon genggamku masih di tanganku , aku mulai membuka applikasi mobile messenger untuk mengirimkan beberapa kata maaf dengan icon lucu yang benar-benar bisa menggambarkan suasana hatiku. Dan dugaanku tidak meleset, dia pasti sedang di ruang kerjanya. Dia menjawab dengan cukup singkat dan membuatku sangat menyesal pagi itu. Aku mulai memuntahkan uneg-uneg yang ngdumel di hati ini. Tak cukup itu sampai aku menjambak rambutku sendiri karena kebodohanku pagi ini. Memang tak mudah membuat dia kembali seperti keadaan tadi malam, atau kemarin. Tapi niat tulusku tak menggoyahkan semangatku untuk membuat dia memaafkan aku dengan tulus pula. Lama kita melakukan percakapan, dia mulai memanggilku dengan panggilan sayangnya. Dan itu aku anggap suatu pertanda bagus. Sembari aku meminta maaf , aku juga meminta dia untuk tetap menjadikanku alarmnya tiap pagi karena aku ingin berguna untuk dia. Walaupun aku tidak mendapat jawaban pasti darinya tapi aku yakin dalam hatinya dia selalu memaafkanku dan tetap berharap aku yang menjadi alarmnya. Dalam ruang chat, dia menyertakan gambar lucu yang jadi bingkisan indah untukku pagi ini. terimakasih lelaki pembawa kebahagiaan ^_^
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Copyright by Catatan Aica. Powered by Blogger.
0 comments :
Post a Comment
Comment yuuk