" Aku melupakan-Nya"

Aku kini telah memasuki ambang kedewasaan tapi sifat dan egoku masih saja tetap sama dengan hari kemarin.
perubahan yang aku anggap sudah cukup untuk perempuan sebayaku ternyata tak membuatku terlihat lebih bijak dalam menyikapi suatu masalah.
aku masih saja menangis dalam letih jiwa
aku masih saja menyendiri dalam ruang kamar
aku masih saja menampakkan ego yang terus berontak
Ah... apalah arti sebuah amarah , menyesal tak berguna nantinya
Tersadar aku ketika tangan ini menengadah meminta bantuanNya
Hari ku pun ku isi dengan barisan doa serta lantunan tasbih
Berharap aku dapatkan keikhlasan dalam diriku akan suatu penyelesaian
Sujudku pun ku isi dengan tangis haru padaNya
Mengapa baru ku lakukan ini setelah masalah-masalah itu memerangiku
Sejenak...
Bibirku kelu
Mataku berkaca
Jariku kaku
Kakiku lemas
Nafas yang sedari tadi sesegukan,
kini mulai aku atur detaknya
Bibirku kembali beradu dengan ayat-ayatNya
Mataku meniti mahraj dan tajwid huruf
Jariku mengikuti tiap nada yang terbaca
Relung jiwaku kini berisikan alunan doa indah yang ku kirim untukNya
Dia sembuhkan luka hati itu
Dia bisikan mutiara kata
Dia sentuhankan ampunan itu
Sehingga saat ku berdiri
Ketika ku bercinta denganNya
Tak ada keraguanku padaNya
Ku serahkan mati dan hidupku
Karena Dia , Sang Pemilik Ruh ini