Yah kadang memang selalu ada kata maaf untuk sebuah kesalahan. Tapi bagaimana ketika suatu pembelaan tak digubris bahkan terkesan diremehkan? Bagaimanapun posisinya, entah dari perspektif mana mata kita melihat, pembelaan diri atas perilaku-perilaku kita butuh untuk kita ajukan. Namun kita juga harus pintar memilah mana keadaan yang layak untuk dibuatkan suatu pembelaan. Ketika kita diruang sidang yang isinya jaksa, hakim, dan kuasa hukum serta antek-anteknya, mulut kita seakan terkunci rapat selaku terdakwa. Karena beberapa faktor yang membuat keadaan menikam kita, misalnya kita seolah menjadi tertuduh paling layak, atau
mungkin kita menjadi tersangka pembunuhan yang semua bukti sudah jelas terpapar di meja hijau. Untuk detik-detik menunggu palu sidang di pukulkan, kita akan merasa sangat bodoh melakukan hal yang sudah membuat kita sendiri terjerumus, merasakan penyesalan mendalam ketika seluruh orang dalam ruang sidang menatapkan kebencian pada kita.
Tak hanya diruang sidang saja keadaan itu akan terjadi,bahkan tidak hanya untuk semua terdakwa saja , tapi untuk seluruh kaum manusia, entah itu dari kalangan ulama, pak kyai, artis, dokter, petani, dan manusia biasa lainnya. Ya, benar itu semua akan terjadi kelak, sekali lagi kelak, ketika kita akan dipanggil oleh-Nya, dan kita harus mempertanggung jawabkan apa yang telah kita perbuat dulu saat hidup kita tak lagi bisa kita nikmati. Kita semua akan mati. Ingat, tak akan ada manusia satu pun yang akan hidup ketika malaikat israfil telah membunyikan sangkakala penanda hari akhir dari seluruh kehidupan di bumi. Saat iman sudah lagi di hitung amalannya, saat pintu taubat tak lagi terbuka lebar, saat berbuat baik pun sudah tak lagi dapat dikerjakan. Sebagaimana diriwayatkan juga dari Shafwan bin ‘Assal radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan:
أَنَّ اللهَ جَعَلَ بِالْمَغْرِبِ بَابًا عَرْضُهُ مَسِيْرَةُ سَبْعِيْنَ عَامًا لِلتَّوْبَةِ، لاَ يُغْلَقُ مَا لَمْ تَطْلُعِ الشَّمْسُ مِنْ قِبَلِهِ وَذَلِكَ قَوْلُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: اْلآيَةَ
“Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat sebuah pintu taubat di sebelah barat yg luas sejarak perjalanan 70 tahun yg tdk akan ditutup selama matahari belum terbit dari tempat tersebut.
Dan itu berarti tertutup pintu-pintu taubat yang dulu telah dibuka lebar untuk manusi.
Sekarang saatnya detik-detik menuju yaumul barzah (alam kubur) yang disana kita akan ditemui malaikat mungkar dan nakir untuk ditanyai tentang keimanan dan amalan kita semasa hidup di dunia. Lalu selanjutkan kita akan berada di yaumul ba'ats (alam kebangkitan) yang akan membangkitkan seluruh manusia yang pernah hidup di dunia untuk dihitung amal perbuatannya dulu. Dan terakhir manusia akan di bawa ke yaumul mahsyar , tempat semua manusia akan dikumpulkan dan akan menuju ke yaumul hisab,yang merupakan pengadilan sejati tanpa ada suap-menyuap antara terdakwa, hakim, dan jaksa. Disanalah tempat yang akan menentukan manusia layak masuk surga atau akan masuk ke neraka sesuai dengan tingkat amal perbuatan masing-masing.Sudah tak ada lagi pembelaan atas apa yang telah diperbuat selama nyawa berhembus. Kita hanya akan pasrah dengan nasib terakhir dari hidup kita.
Jadi mulai detik ini, alasan untuk kita patuh pada perintah-Nya, beribadah, berbuat baik, bershadaqoh, berbagi pada yang kurang mampu, dan amalan yang lain adalah untung sifatnya bagi kita, karena disana Allah telah melihat apapun yang kita kerjakan.
Now try to be the best person for Allah, guys
May Allah bless us today and ever. Amin
0 comments :
Post a Comment
Comment yuuk