Flying Cute Baby Blue Butterfly

Rotasi Hari ini


Kala suara penyeru-penyeru subuh-Nya sudah berkumandang memanggilku ,lekas ku bersiap mengambil air basuhan untuk melakukan ritual peribadatan yang selalu memaksaku bangun untuk sekedar bercinta dengan-Nya. dan melirihkan doa untuk ibu bapak serta orang-orang terdekatku. Usai ku tatih doaku pada-Nya, lantas ku coba memutar kunci yang masih menempel pada pintu ruang tamu, ku dorong perlahan, terhirup segar udara bersih suasana fajar yang ku rasakan, di sisi rumah bercat hijau dengan pohon di sebelah depan pagar rumah yang juga dihiasi car warna daun itu,aku merasakan kesejukan gubuk kecilku yang dikelilingi aroma terapi klorofil dan stomata. Bulir embun yang sedang menikmati masa-masa hidupnya di ujung dedaunan seketika itu terhembas tiupan angin sepoi. Ku arahkan kedua bola mataku ke sekitar gubuk lain, yang ternyata masih terkunci rapat oleh bongkahan coklat dari kayu yang dipahat berbentuk segi empat, begitu juga jalanan batu yang masih lembab oleh suhu malam tadi. Tak segan ku lihat para ibu mendekati kepala empat bergantian melewati gubukku masih dengan seragam tidur mereka, tapi ada juga yang sudah berhias diri, dengan balutan bedak dan sentuhan lipstik. Bagiku itu bukan pemandangan yang asing karena begitulah keseharian kondisi desaku dengan segala penghuninya.
Sejenak ku bergegas ke tempat pembasahan diri dari segala rutinitas di alam bawah sadar semalam. Raut wajah yang sudah tampak berseri terpampang jelas di cermin kamarku. Ku lihat gadis 19 tahun yang kini akan beranjak dewasa dengan segala tindak-tanduk yang menrefleksikan usianya. Berbeda dengan 3 atau 5 tahun yang lalu, masih bercermin dengan kemanjaan dan keluguanya. Bersepeda menuju sekolah bersama teman mainnya, berseragam rapi dengan tas ransel ke"gede"an. Namun kin sudah tak lagi begitu, dengan mesin bermotor menuju ruang kuliah, memilih hijab untuk hidupnya mendatang demi kebaikannya kelak, bercermin ilmu agama yang sedang dijalani untuk menjadi muslimah sempurna (amin)Lantas, ku starter mesin bermotorku yang belum lunas cicilannya, bersama tas hitam yang sejak SMP ku pakai untuk sekedar membawa buku-buku ringan. Ku tarik gas dengan kecepatan 80km/jam. Tengah hari saat matahari mulai membakar kulit ari pun masih saja ku berdiam di ruang penuh ocehan dan pengetahuan itu. Sampai ku dengar lagi muadzin-muadzin melantunkan adzan. Ruang itu seketika diam bak tak ada satu nyawa berhembus. Ku tunggu sampai lantunan terakhir adzan, dan akhirnya satu jiwa bergeming disambut jiwa yang lain. Ku dapati menit-menit terakhir usai penyerapan ilmu di ruang itu. Ku turuni berpuluh-puluh anak tangga dari lantai tiga. Dan ku berbenah memakai masker dan sarung tanganku pun tak lupa helmku untuk menikmati gubukku kembali setelah setengah hari ku tak didalamnya.
Pakaian yang ku kenakan ku gantungkan di antara gantungan di belakang pintu kamar. Ku ganti pakaian rumah sederhana yang selalu nyaman di badanku yang agak membuncit. Bergegas ku ayuhkan kakiku ke ruang lembab, dan ku ambil basuhan air untuk memenuhi rukun sholatku. Ku lafalkan ayat-ayat penyempurna ibadahku. Ku gantungkan anganku setinggi-tingginya pada Rabb-ku. Tak jarang ku iringi lirih tasbih tahmid dan takbir dalam pelengkapku serta hamdalah dan istighfar sebagai penutup deretan doaku. Ku lepas pakaian kebesaranku. Ku istirahatkan sejenak pikiran dan raga yang mulai letih.
Menjelang gema takbir ashar ku sadarkan ruhku dari alam bawah sadar. Sesegera ku ambil handuk yang menggantung disisi tembok kamarku. Lekas ku bersihkan badanku dari debu-debu jalan. Kembali aku menyerahkan jiwa dan raga pada Sang Khalik. Rasanya tak henti ku beraktivitas. Ku lanjutkan pekerjaan rumahku yang sedari padi ku tinggal dan digantikan oleh ibuku tercinta. Ku rasakan begitu berat tanggungjawab ibu sepeninggal aku , ayah, dan adikku menuju tempat kami masing-masing. Ibu malah kami titipi adik kecil yang masih lucu sekaligus nakal. Tapi sampai detik ini pun tak pernah ku dengar bibir ibu mengeluh atas beban sehari-harinya.
Awan sore mengiringi mega merah mengantarkan surya berlabuh di peraduannya. Kini telah bergema suara para muadzin melantunkan adzan, seakan tak pernah lelah mereka berkoar dengan speaker masjid. Ku teriaki waktu magrib untuk semua penghuni gubuk petang itu. Ayah, ibu serta adik ku bergegas membasuh aurat mereka guna melengkapi rukun sholat. Adik laki-lakiku memulai dengan iqomah. Dilanjutkan lirih niat sholat dari bibir ayahku. Ibu dan aku pun lalu bertakbiratull ihram dengan istqomah. Seusai mengucap salam aku dan adikku pun mencium tangan kedua orang yang sangat kami cintai itu. Tak lupa ibuku pun mencium tangan suami tercintanya. Tasbih, tahmid , dan takbir pun ku suguhkan pada Sang Maha Agung demi kesempurnaan sholatku. Ku ucap Istighfar untuk semua dosaku dan Hamdalah untuk segala nikmatNya. Sembari ku tutup syair doaku, ku buka kitab pedoman titipan rosul yang selalu menuntunku untuk hidup beribadah. Ku kaji bacaan-bacaan dan lafadz didalamnya. Ku mengerti satu diantara kata yang ku mengerti walau tidak banyak. 30menit berlalu, ku sudahi kajianku dengan Kitabku.
Kala menunggu muadzin menyerukan adzan isya' . Ku hampiri semua penghuni gubukku yang sedang menikmati kebersamaannya di ruang keluarga, Dengan satu televisi untuk menghibur kepenatan diluar rumah hari ini. Mereka saling bersenda gurau, menceritakan kejadian-kejadian yang sudah berlalu tanpa rasa bosan. Ku ceritakan pula kepenatanku di ruang kuliah. Tak lama berseling, telingaku mulai ditemani panggilan Allah. Ku serukan kembali waktu isya' untuk ayah ibu dan adikku. Tapi kenyataannya hanya aku dan ayahku saja yang akan bercinta dengan Sang Pencipta malam itu. Niatku berjemaah dengan seorang kepala keluarga kebanggaanku pun sudah terpenuhi. Sekarang saatnya menghabiskan sisa malamku dengan beberapa pekerjaan titipan para petinggi ruang kuliah.
Larut malam membuat otot-otot mataku mulai memejam. Tak kuasa badan ini ku baringkan dengan di sisi kanan kiri ada bantalan kapuk berbentuk oval panjang dan satu bantal untuk kepalaku. Ku terlelap dalam rotasi hari ini.



0 comments :

Post a Comment

Comment yuuk

Copyright by Catatan Aica. Powered by Blogger.