Flying Cute Baby Blue Butterfly

Keikhlasan berbuah manis

Keikhlasan dalam segala hal saya anggap hal terpenting dalam menghadapi segala hiruk pikuk masalah kehidupan, kenapa? karena dari suatu rasa ikhlas akan timbul perasaan lapang akan setiap hal. hati terasa tenteram dan damai ketika suatu permasalahan dihadapi dengan keikhlasan.Saya selalu berusaha untuk ikhlas, dan saya akui itu sangat sulit, tapi setelah segala masalah kita kembalikan pada Si Empunya Nyawa, toh pada akhirnya akan kelar juga masalah terberat sekalipun,Kadang memang tiap orang harus merelakan apa yang seharusny tidak direlakan tapi apa daya, namanya juga sudah digariskan sama Sang Khalik, mau di rubah kok yow wes kasep, deathline sudah di depan mata, review aja belum sempat, apalagi editing. Kalo saya sih mending menjalani keikhlasan disertai tawakkal.Rasanya itu sudah mewakili aturan yang sudah dituliskan. Apapun itu bentuk garis kehidupan yang kita akan hadapi, tak akan selamanya lurus lempeng, pasti ada saat dimana garis mulai melengkung tajam, menyerong ke kiri, atau malah kembali ke start.
Kemarin malam saya membaca artikel dari salah satu penulis novel religi, dalam tulisannya dia meyiratkan tentang ketidaksetujuannya akan poligami. Yah memang sangat marak terdengar isu-isu poligami di bangsa ini. Si penulis novel berikeras untuk tetap menolak poligami, tapi apa yang dia dapat setelah tulisannya di thread itu, muncul pro kontra yang malah jadi simpang siur. Yang satu menyuruh si penulis menjadi seorang atheis,karena lebih nyaman ketimbang dengan islam yang masih saja berkeyakinan kalau poligami itu diwajibkan, dengan doktrin yang kian mebabi buta sehingga muncul para atheis2 lain yang ikut nimbrung ngrecokin Si penulis. Para pendusta islam yang meyakini agamanya benar saja, meyakini kalau poligami itu sama saja menyakiti hati wanita, kenapa para muslim justru berebut menghalalkan poligami dengan dalil yang disebutkan di Alquran? Apa tow mereka sadar apa yang sedang mereka perdebatkan itu masih jauh dari ketidakadilan? Orang berduit saja masih memilih punya istri satu dan membesarkan anak2 mereka dengan jutaan saham dimana2, kenapa kita yang masih jauh dari duit berlaga bisa adil kalo toh pada akhirnya KUA penuh list pasutri dilanda bahtera ? Back to writer's problem.
Si penulis menuliskan bahwa dia bukan tidak setuju adanya poligami, tapi justru lebih ingin menempatkan wanita pada posisi setinggi2nya karena dia merasa ada ketidakadilan dalam urusan poligami itu. Si istri harus manut sama suami, mau diapain aja ya silahkan, pasrah dengan keadaan, apa ya nda jadi rujak pasrah kalo gitu jadinya?
Kalau si penulis memang berniat demikian, saya sih sangat mendukung , dan saya bukan termasuk wanita anti poligami. Ikhlas itu bukan berarti kalah tapi lebih mengacu pada kerelaan hati, dan saya selalu yakin ketika kita ikhlas , keajaiban kecilNYA menyertai kehidupan saya.Kita kembalikan saja pada fitrahnyalah,Allah itu Maha Tahu, dan tiap lirih doa yang kita ucapkan pasti didengar Allah. dan saya sangat yakin Allah memberi jodoh yang terbaik untuk kita. Kalau pada akhirnya ya mentoknya dapet kayak gitu ya ngelus dada saja dan berucap ALHAMDULILLAH. Tapi sampai saat ini ya baris doa yang saya sampaikan sama Allah tidak akan berubah, masih berharap mendapat jodoh yang mutlak mencintai saya karena Allah.

0 comments :

Post a Comment

Comment yuuk

Copyright by Catatan Aica. Powered by Blogger.